Kaifa haluka ya akhi ?

Teringat beberapa tahun yang lalu saat hidayah datang menyapamu.

Engkau begitu semangat mencari ilmu, waktu istirahat kau habiskan

Ketika pertama kali engkau panjangkan jengotmu dan pendekan celanamu

Engkau berjalan dengan gagah walaupun orang menghinamu

Kerena kutahu engkau bangga dengan keIslamanmu

Bagai mana kabarmu hari ini saudaraku ?

Pakaian takwa yang kau kenakan setiap hari makin sempurna

Jengot tipismu semakin hari semakin lebat, sehingga engkau terlihat begitu gagah

Aku tahu saudaraku…betapa berat perjuanganmu untuk mengenakannya.

Cacian dan makian sering engkau dengarkan tapi engkau tetap teguh dalam pendirianmu

Suara-suara sumbang yang mengataimu celana kebanjiran, jenggotan atau bahkan teroris

Semakin menambah girah (kecemburuan) mu untuk menjadi muslim kaffah.

Hadits ghuraba’ menjadi penyemangat saat orang menghinamu

Bagaimana kabar dawahmu hari ini ?

Masihkah engkau dapatkan pahitnya cacian saat mengajak mereka dalam berislam secara kaffah?

Malam engkau lewatkan memohonkan hidayah bagi mereka, walau tak jarang air mata harus membasahi wajahmu.

Engkau tetap mengajak mereka walau esok, makian mereka masih engkau dapatkan.

Engkau tetap maju dan maju untuk menegakan kalimat La Ilaha Illalah.

Janji Allah membuatmu semakin kuat megalahkan tegarnya karang di lautan.

Apa kabar ilmumu hari ini ?

Masihkah engkau seperti yang dulu, mengisi harimu talabul ilmi di rumah-rumah Allah

Mencari ilmu syar’i yang tak perna engkau tinggalkan

Enkau berjalan di siangnya hari yang panas menyengat atau malam yang dingin bahkan hujan deras tak menghalangi. Jauhnya jalan tak menjadi persaulan,

Langkahmu mantap untuk tujuan pasti mengharap Rhido Ilahi.

Apa kabar Ibadahmu hari ini?

Tilawah Qur’an adalah makanan pagimu yang membuatmu kuat

Lisanmu senantiasa basah dengan dzikrullah, hatimu bersih dengan ghadul bashar.

Ketika manusia seusiamu menghabiskan malam mereka dengan pacar gelapnya atau mereka yang terbuai dengan tenangnya malam

Engkau malah lewati malam dengan kiyamull lail yang rindu berjumpa dengan Rabbmu atau mempelajari agama Allah.

Sering terdengar dari lisanmu ayat-ayat Allah yang engkau cintai dan engkau selalu berusah menghafalnya.

Ketika manusia seusiamu menyenandungkan bait-bait lagu yang hina dan membanggakan idolah mereka. Engkau tetap khusyu’ mentadaburi surat dari Rabbmu, dan menjadikan Rasulullah sebagai panutanmu.

Apa kabarmu hari ini saudaraku ?

Masikah engkau membaca derita yang menimpa saudara kita di Afganistan, palestina, Iraq dan belahan bumi Allah yang lainnya ?

Sudakah engkau mengambil warisan hari ini,berupa hadits Nabi kita tercinta?

Masih begitu banyak kewajiban dakwah yang belum kita sentuh. Apakah engkau mengambil barisan dalam medan dawah ?

Bagaimana kabar dawahmu pada keluargamu,kampusmu dan lingkunganmu?

Masih adakah semangat yang berkobar dalam dadamu ?

Ataukah engkau sudah berubah menjadi orang yang diam, pasif, dan sibuk dengan dirimu sendiri ?

Bangkitlah saudaraku….perjalanan masih panjang

Rintangan masih banyak di depan mata, belum saatnya kita istirahat sebelum kaki kanan kita berada di jannah-Nya.

Saudaramu yang mencintamu kerena Allah